Ndilalah (Kebetulan)
Ada sebuah istilah dalam bahasa Jawa yang sering kali kita dengar kalau terjadi sesuatu hal. Kata tersebut adalah ndilalah.
Secara bahasa Indonesia, kata tersebut mungkin disebut mungkin karena
tidak ada arti yang paling pas berarti “kebetulan”. Namun, uniknya,
kebetulan dalam arti ndilalah itu bisa bermakna dua hal, baik positif
maupun negatif. Dan, justru di sinilah keunikan kata ndilalah menjelma
menjadi sebuah kata yang kaya makna.
Misalnya, dalam kondisi sedang lapar. Tiba-tiba seorang teman datang
membawa makanan. Biasanya, akan terlontar ucapan: “Wah, pas lapar kok ya
ndilalah kamu datang bawa makanan. Pas banget.” Ini sebuah arti yang
positif di mana ndilalah yang terjadi adalah kondisi yang kebetulan
membawa keadaan yang menyenangkan, yakni membebaskan diri dari rasa
lapar. Sebaliknya, kadang kata ndilalah “muncul” bersama dengan kondisi
yang kurang mengenakkan. Misalnya, ketika seseorang menghadapi ujian
kenaikan kelas. Muncul ucapan: “Kok yang keluar soal ujian ini ya?
Ndilalah pas saya kemarin tidak masuk ketika dijelaskan guru. Wah bisa
jelek nilai saya…” Ini ungkapan ndilalah yang bernada kekecewaan akibat
sebuah peristiwa yang dianggap kurang menyenangkan.
Di sinilah keistimewaan kata ndilalah. Ia bisa melekat pada sebuah
kejadian yang bermakna ganda. Namun yang pasti, ia sering kali tak bisa
diprediksi. Bahkan, hampir selalu datang setelah sebuah kejadian muncul.
Di sini, ndilalah mengandung ketidakpastian. Sebagaimana sebuah masa
depan yang sering kali kita cita-citakan. Ada kalanya benar-benar
menjadi kenyataan. Sering pula tak sesuai dengan harapan.
Perjalanan hidup kita sebagai manusia pun pasti tak lepas dari berbagai “ndilalah-ndilalah” yang muncul bergantian. Ini yang menjadi tantangan kita sebagai manusia yang tak lepas dari ujian dan cobaan. Maka, kita barangkali perlu merenung. Ada berapa banyak hal yang telah kita lewati. Jika belum sesuai dengan rencana, tentu sudah jadi kewajiban kita untuk melakukan evaluasi dan mencoba memperbaikinya di waktu mendatang. Sebaliknya, jika target sudah tercapai, ada baiknya pula tetap kita evaluasi agar nilai-nilai yang membawa keberhasilan bisa kita pertahankan.
Saat “mendata” dan “menelusuri” kejadian yang sudah berlangsung, kita
pasti akan bertemu dengan banyak ndilalah yang barangkali kita bisa
mempertanyakan, bagaimana itu bisa terjadi? Kadang malah, kita sendiri
terheran-heran mengapa semua itu bisa menjadi kenyataan? Menyikapi ini,
saya menyebut, bahwa di balik kata ndilalah itu terdapat peran Sang
Mahakuasa.
Saat kita sudah berusaha semaksimal mungkin, saat kita sudah berupaya sekeras mungkin, dan tiba-tiba belum menjadi kenyataan, kita tentu kecewa. Tapi, tak jarang, di tengah kekecewaan itu, ndilalah muncul hal yang tak disangka, sehingga kita mendapat “pengganti” atas usaha yang telah kita lakukan sebelumnya. Dan tak jarang, pengganti ini melebihi dari apa yang kita harapkan.
Menyikapi banyak ndilalah yang kerap kali kita temui, mari kita kembali merenungkan, betapa
kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan pasti memiliki banyak kesempatan
dalam hidup yang diberikan, baik berupa kebaikan atau juga sebaliknya,
kejelekan. Jika kita mampu merenungi dan mengevaluasi
itu semua, maka berbagai kemungkinan “ndilalah” yang akan datang yang
tak bisa kita tebak ujung pangkalnya akan menjadikan kita selalu mampu
menjadi manusia yang seutuhnya. Yakni, manusia yang mau bersyukur
saat berada di atas, mau terus berjuang kala di bawah, dan mau terus
berbagi untuk meraih kebahagiaan yang hakiki.
0 komentar:
Posting Komentar