Menjadi Kuat dengan Hinaan
Kritik, mungkin bisa diterima. Tapi
hinaan? Tidak semua manusia bisa terima jika mereka dihina. Manusia
tidak pernah mau direndahkan oleh siapapun. Namun, meskipun tidak mau
dihina, mereka memiliki respon yang berbeda-beda untuk menanggapinya.
“Kau bodoh sekali! Apakah kau tidak pernah mendengarkan apa yang telah ibu guru ajarkan padamu di sekolah?”
Hal itu akan terdengar sangat kasar
apabila diucapkan kepada seorang, terlebih lagi jika itu dilakukan di
depan teman-temannya, di depan umum. Ucapan ini bisa saja muncul atas
dasar ketidaksengajaan atau karena memang terlalu kesal dengan orang
yang dimaksud. Namun, tetap saja. Ini adalah suatu hinaan yang
menyakitkan. Lalu apa yang bisa kita lakukan seandainya berada dalam
situasi seperti ini?
Orang dengan emosional tinggi, marah. Dia
akan melawan balik dengan kata-kata yang lebih parah. Perang mulut,
atau lebih buruk lagi, baku hantam. Tak ada lain, hal ini akan berakhir
dengan suatu kesia-siaan, seperti rasa sakit, kesal, menyesal, dan malu.
Orang yang rendah diri, tertekan. Dia
tidak terima dengan ucapan itu. Dia tidak suka. Tapi apa yang bisa dia
lakukan kalau semua yang dikatakan itu memang benar? Akhirnya dia hanya
bisa tertunduk dan menerima kalau dia memang bodoh. Sisanya, dia akan
merenung sendirian dan menangis, lalu benar-benar menjadikan dirinya
bodoh seperti yang mereka katakan.
Orang yang cuek, tidak belajar. Mungkin
sudah menjadi kebiasaannya untuk tidak mau mendengarkan setiap hal buruk
yang dikatakan orang lain. Dia memang tidak terpengaruh oleh hinaan
itu. Tapi dia juga tidak mau belajar untuk mempelajari dirinya sendiri,
apa yang membuat mereka menghinanya seperti itu.
Pernah melihat pacuan kuda atau karapan
sapi? Untuk mendapatkan lari yang sangat kencang, hewan-hewan ini sering
dicambuk. Terlihat jahat dan menyakitkan, tapi itu memang membuktikan
bahwa cambuk itu menggerakkan mereka.
Tidak bermaksud untuk menyamakan manusia
sebagai hewannya, tapi cambuk merupakan analogi dari sebuah hinaan.
Ketika telinga kita menangkap adanya hinaan, sadarlah bahwa itu artinya
masih terdapat hal yang kurang pada diri kita. Memang terasa sakit,
tapi harus menjadi lebih baik lagi.
Beberapa orang menamakan hal ini sebagai
dendam positif. Kita menggunakan rasa sakit hati ini sebagai suatu
motivasi untuk menjadi lebih baik lagi. Percuma kita menghina balik
orang tersebut jika yang dikatakannya itu benar. Maka, yang kita lakukan
adalah segera memberikan bukti bahwa hinaan mereka adalah suatu
kesalahan.
Kawan,
Orang bilang hidup ini memang kejam, tapi hanya orang yang tahu cara menghadapi kekejaman itulah yang akan bertahan hidup.
Orang bilang hidup ini memang kejam, tapi hanya orang yang tahu cara menghadapi kekejaman itulah yang akan bertahan hidup.
Menjadi orang yang
dapat menghadapi hinaan dengan benar adalah sebuah berkah. Kita bisa
mulai dari sekarang.
Sudahkah Anda menjadi orang yang tahan akan hinaan?
0 komentar:
Posting Komentar