Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan
yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita.
Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi.
Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun
bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput,
rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak,
membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan.
Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia
yang mau mendekat.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan
untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan
cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan,
memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan
rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman
seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu
akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai
ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya
harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan
ketentuan-Nya.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Kecantikan itu harta berharga, bukan
barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika
setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya
jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan.
Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang
kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?
Ukhti, kamu cantik sekali…
Alangkah indah jika kecantikan fisik itu
dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak
memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa
malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang
bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa
patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah
dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan
dalam segala urusan dunia.
Ukhti, kamu cantik sekali…
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti
dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari
jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi. ( FB : Ummu Zufar )
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan tidak
juga kepada rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat kepada hati-hati
kalian (dan amalan-amalan kalian)” (HR. Muslim)
0 komentar:
Posting Komentar