Alkisah, hiduplah sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu dan
dua orang anak laki-laki (sebut saja si-Sulung dan si-Bungsu). Pada
suatu hari, sang Ayah mendadak sakit keras dan diprediksi sudah
mendekati ajalnya. Menyadari akan hal ini, sang Ayah pun segera
memanggil kedua anak laki-lakinya si-Sulung dan si-Bungsu.
Sesudah mereka berdua bersimpuh didekat Ayah berbaring, sang Ayah pun
menyatakan permintaannya kepada mereka : “Kalian berdua harus berjanji
kepada Ayah……, bahwa setelah Ayah meninggal dunia nanti, kalian berdua
harus menepati 2 pesan terakhir Ayah”. Sambil terisak tangis dan suasana
hati yang tidak karuan, Sulung dan Bungsu pun hanya dapat
manggut-manggut melihat kondisi Ayahnya yang semakin kritis.
Begini kira-kira kedua pesan Ayahnya itu:
“PERTAMA, kalian harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah meninggal nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH MENAGIH PIUTANG kepada siapapun”. Tidak ada tindakan lain dari Sulung maupun Bungsu dalam menanggapi pesan PERTAMA Ayahnya itu selain mengatakan IYA KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala meski perasaan bingung menghinggapi kedua Anak tersebut.
“KEDUA, kalian berdua harus berjanji kepada Ayah, bahwa setelah Ayah
meninggal nanti, kalian berdua TIDAK BOLEH TERKENA SINAR MATAHARI SECARA
LANGSUNG”. Semakin bingung-lah mereka terhadap permintaan Ayahnya.
Tetapi sekali lagi keadaan lah yang memaksa mereka berdua untuk
mengatakan IYA KAMI BERJANJI dan menganggukkan kepala.
Akhirnya, sesuai dengan rencana sang Ayah pun meninggal dunia dengan
tenang karena telah menyatakan pesannya kepada kedua Anaknya. Prosesi
pemakaman pun berlangsung dan kehidupan harus terus berjalan, karena
baik Sulung maupun Bungsu memiliki Wirausaha yang harus dijalankan
sebagai sandaran hidup.
Hari berganti hari, Minggu berganti minggu, Bulan dan Tahun. Tidak
terasa 5 tahun telah berlalu sejak kematian sang Ayah. Disinilah mulai
tampak perbedaan yang sangat mencolok antara Sulung dan Bungsu. Sang Ibu
sebagai orang di “Tengah” pun tanggap akan hal ini. Perbedaan yang
paling nyata adalah soal EKONOMI / KEUANGAN. Sang Ibu merasa iba kepada
nasib si-Bungsu yang ekonominya sangat amburadul dan boleh dikatakan
mulai Gulung Tikar. Sebaliknya, sang Ibu pun bangga kepada nasih
si-Sulung yang boleh dibilang sangat sukses dalam bidang ekonomi.
Tergelitik rasa penasaran, iba dan bangga yang bercampur jadi satu,
sang Ibu pun mengunjungi si-Bungsu untuk menanyakan perihal nasibnya:
“Wahai Bungsu, mengapa nasib mu sedemikian malangnya anakku ???”.
Si Bungsu pun menjawab:
“Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah. PERTAMA, SAYA DILARANG MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN. Sedangkan teman, kolega, client, dll tidak berniat untuk mengembalikan hutang mereka jika tidak ditagih, sehingga lama-kelamaan habislah modal saya Ibu. KEDUA, Ayah melarang saya untuk KENA SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, itulah sebabnya pergi dan pulang dari Toko, saya selalu menggunakan jasa Taxi, karena saya hanya memiliki sepeda motor, sehingga modal saya lama-kelamaan habis Ibu”.
Melihat malangnya nasih Bungsu, sang Ibu pun menghibur dengan mengatakan :
“ENGKAU MEMANG ANAK YANG BERBAKTI, KARENA ENGKAU MENJAGA JANJIMU KEPADA AYAH”.
Kemudian berkunjunglah sang Ibu ke kediaman Sulung. Kali ini suasana
berubah 180 derajat. Si Sulung adalah orang yang kaya raya dan sangat
makmur ekonominya. Penasaran, sang Ibu pun menanyakan perihal nasibnya :
“Wahai Sulung, mengapa nasibmu sedemikian beruntung anakku ???”.
Si Sulung pun menjawab: “Ini karena saya menuruti 2 pesan wasiat Ayah”.
Sang Ibu pun keheranan akan jawaban Sulung dan menanyakan dengan rasa penasaran yang tinggi,
“kok bisa begitu ???”.
Sulung pun menjawab :
“PERTAMA, SAYA DILARANG MENAGIH PIUTANG KEPADA SIAPAPUN, oleh karena itu SAYA TIDAK PERNAH MEMBERIKAN HUTANG KEPADA SIAPAPUN, sehingga modal saya tetap. KEDUA, SAYA DILARANG KENA SINAR MATAHARI SECARA LANGSUNG, karena saya hanya memiliki sepeda motor, maka saya berangkat ke Toko pagi-pagi benar sebelum matahari terbit, dan pulang dari Toko malam benar setelah matahari terbenam, sehingga SEMUA CUSTOMER SAYA TAHU BAHWA TOKO SAYA BUKA PALING PAGI & TUTUP PALING MALAM, sehingga Toko saya diserbu banyak pelanggan”.
Sang Ibu pun keheranan penuh kekaguman akan jawaban dari si-Sulung.
Selama ini anda selalu memerankan karakter Sulung/Bungsu ?
Semoga bermanfaat untuk menghadapi persoalan hidup apapun.
Anda hanya tinggal memilih Sulung atau Bungsu.
0 komentar:
Posting Komentar