Benarkah Kini Kita Hanya Peduli Pada Diri Sendiri?
Di jaman yang sudah semakin canggih ini, kita semakin disibukkan dengan
berbagai macam hal, mulai dari pekerjaan, urusan rumah, percintaan dan
masih banyak lagi. Ini semua agaknya sudah banyak menyita waktu sehingga
tidak jarang kita menjadi super sibuk dan tidak banyak memperhatikan
sekitar. Apakah kita manusia sudah mulai acuh?
Ada seorang anak kecil laki-laki. Ia selalu melewati jalan yang
sama setiap harinya. Setiap hari, ia melewati jalan ini bersama ayahnya
ke sebuah kedai kopi milik mereka. Namun, sebagai anak laki-laki kecil
yang angkuh, ia hanya peduli ia akan pergi ke kedai ayahnya. Bahkan, di
sana ia juga akan mendapatkan uang jika mau sedikit membantu ayahnya.
Di
kedai kopi, tentu banyak orang, tapi anak laki-laki ini tidak peduli.
Untuk apa, pikirnya. Hingga suatu hari, ada sesuatu yang mengganggu
pikirannya. Awalnya, ia tidak sengaja melihat seorang pak tua berdiri di
ujung jalan. Ah, mungkin ia sedang mengemis atau menunggu seseorang,
pikirnya saat itu. Namun, berhari-hari setelahnya, ia menjadi sering
sekali melihat pria tua ini. Hatinya kemudian terusik. Apa ya yang ia
lakukan di sana? Kenapa ia hanya diam saja di tempat itu di waktu yang
sama? Seperti apa sih hidupnya? dan masih banyak lagi pertanyaan yang
masuk di otaknya kala itu.
Namun, pada akhirnya ia melupakan hal
tersebut. Terlalu mengganggu katanya. Dengan egois ia berpikir bahwa ia
masih punya banyak hal lain daripada memikirkan pak tua itu. Belum tentu
juga ia bisa mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.
Waktu
pun berlalu, ia sudah hampir melupakannya. Hingga bertahun-tahun
kemudian, ia kembali secara tidak sengaja bertemu dengan pak tua ini. Ia
masih ada di tempat yang sama, di ujung jalan tempat kedai kopi ayahnya
berada.
Ia cukup dewasa dan pikirnya ia bisa dengan berani
bertanya pada pak tua ini. Ia pun mendekat dan dengan lantang bertanya,
"Hai Pak Tua, aku sudah lama melihatmu berdiri di ujung jalan ini.
Sebenarnya apa yang sedang kau lakukan?" beberapa detik, hanya
kehingar-bingaran suara orang dan sekitar yang terdengar. Hingga..
"Aku
pernah muda sepertimu, memiliki banyak impian yang besar dan berambisi
untuk meraihnya. Tapi ada hal yang kau tidak sadari. "
Si anak
laki-laki kemudian mengernyitkan dahinya. Ia mungkin bingung dengan apa
yang dimaksud dengan Pak Tua ini sebelum akhirnya Pak Tua menjelaskan
kembali, " selama kau hidup, apa yang sudah kau ketahui? " Dengan angkuh
ia menjawab, "banyak, keluargaku, teman-temanku, pekerjaanku."
Pak
Tua hanya tersenyum, "jadi kau tahu semua hal sekarang? Benarkah?
Apakah kau bahkan bersyukur masih bisa melihat dan merasakan banyak
hal?"
Deg.. pertanyaan ini membuat anak kecil itu terdiam. Ia
sadar, ia hanya tahu bahwa yang ia miliki memang sudah sepantasnya ia
miliki. Ia tidak menyadari bahwa ia lupa bahwa itu hanya pemberian.
Setelah pertemuan itu, hidup sudah tidak sama lagi. Anak kecil tersebut
kemudian tumbuh menjadi pria yang bijaksana dan tak lagi angkuh.
Tidakkah
ini mengingatkan pada diri kita sendiri? Yang mulai sibuk dengan
berbagai hal yang kita sebut kepentingan dan harus? Tidakkah bersyukur
juga hal yang penting? Syukurilah waktu yang Anda miliki, siapa saja
yang Anda sayangi dan apa saja yang Anda lakukan.
Kamu tidak bisa meminta waktu untuk kembali, karenanya syukuri setiap detik dalam hidup - anonim
Pada akhirnya, semoga kita semua nantinya menyadari bahwa ada
pentingnya memberi sedikit perhatian untuk sekitar kita dan belajar
untuk tidak acuh.
0 komentar:
Posting Komentar