Marilah Kita Menjadi Ahli Manfaat
Orang yang ketika beribadah hanya memberikan manfaat kepada dirinya saja, biasanya dikenal sebagai ‘ahli ibadah’. Sedangkan orang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain saya istilahkan sebagai ‘ahli manfaat.’
Orang yang ketika beribadah hanya memberikan manfaat kepada dirinya saja, biasanya dikenal sebagai ‘ahli ibadah’. Sedangkan orang yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain saya istilahkan sebagai ‘ahli manfaat.’
Dalam
mendekatkan diri kepada Sang Khalik, ‘ahli ibadah’ lebih mengedepankan
ego pribadi. Sedangkan ‘ahli manfaat’, sambil mendekat kepada Sang
Khalik ia juga sekaligus berharap orang lain pun ikut mendekat kepada
Sang Khalik. Dengan kata lain ‘ahli manfaat’ tidak ingin masuk surga
sendirian.
Dalam
hal amal, saat ‘ahli ibadah’ meninggal dunia amalnya terputus.
Sedangkan ’ahli manfaat’ amalnya terus melaju dan mengalir. Semakin
banyak manfaat yang diberikannya kepada orang lain, mereka akan semakin
dicintai Allah. Para ahli manfaat akan terus berupaya menggapai cinta
Allah dengan cara berlomba menebar manfaat kepada sesama. Semakin ia
ingin dekat pada Allah Subhanhu Wa Ta'ala, semakin banyak pemetik
manfaat dari aktivitas yang dilakukannya.
Dalam
konteks amal ini, para ‘ahli manfaat’ memperoleh passive income dalam
bentuk pahala yang terus mengalir. Passive income itu bahkan akan terus
masuk ke kantung amalnya, sampai tulang belulangnya menyatu dengan
tanah. Kalau para ’ahli manfaat’ adalah investor pahala jangka panjang,
maka para ‘ahli ibadah’ bisa disebut sebagai investor pahala jangka
pendek.
Sungguh
tidak ada yang salah melakukan ibadah ritual dalam rangka mendekatkan
diri kepada Sang Pencipta. Namun, sungguh merugi bila kita mendekat
kepada-Nya hanya dengan ibadah ritual semata. Orang-orang cerdas dan
ingin memiliki bekal cukup saat berjumpa dengan Sang Khalik pastilah
memilih aktivitas berdimensi jangka panjang. Selain menjadi ‘ahli
ibadah’, ia juga menjadi ‘ahli manfaat’.
Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam telah memberi teladan sekaligus mendorong
kaum Muslimin agar bisa menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat
kepada orang lain. Dari anjuran memberi buka kepada orang yang berpuasa
di bulan Ramadhan, mengajarkan dan menebarkan ilmu, meringankan beban
orang yang sedang menderita, hingga membayar zakat dan melakukan
kegiatan berdimensi sosial ekonomi lainnya.
Untuk
mendorong umatnya melakukan kegiatan yang berdimensi manfaat ini, Nabi
Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam menegaskan dalam sebuah hadisnya,
”Manusia yang paling dicintai Allah ialah yang paling bermanfaat bagi
orang lain.” Intinya, semakin banyak orang memperoleh manfaat dari suatu
perbuatan, maka semakin tinggi nilai amal salehnya.
Oleh
karena itu bila Anda ingin dicintai penduduk langit dan disegani
penduduk bumi, bergegaslah segera menjadi ‘ahli ibadah’ sekaligus ‘ahli
manfaat’.
0 komentar:
Posting Komentar