Berpikir Kreatif, Solusi Dari Masalah
Diceritakan, Nasarudin Hoja, dipanggil oleh Raja untuk menerima tantangan Raja. Seperti biasa, taruhannya adalah 100 kali cambuk bila Hoja tidak dapat memecahkan teka-teki atau pun tantangan yang diberikan oleh Raja. Sebaliknya Hoja akan menerima 100 keping emas bila dapat memecahkannya. Bertempat di taman terbuka, Raja mengundang seluruh rakyatnya untuk menyaksikan ‘pertarungan’ ini.
Hoja
datang tepat waktu dan menghormat Raja dengan takzim. Dengan berdebar
Hoja menunggu tantangan apa kiranya yang harus dia selesaikan.
Tepat
di tengah-tengah taman, telah tersedia sebuah meja yang di atasnya
terdapat sebuah bejana kecil bermulut langsing (seperti botol) berisi
penuh dengan air. Tantangannya adalah, Hoja harus meminum air dalam
bejana tersebut sampai habis tanpa menyentuh, mengangkat dan menumpahkan
isi bejana tersebut
Bukan
hanya Hoja yang berdebar-debar mendengar tantangan ini, tetapi seluruh
rakyat yang menyaksikan tantangan ini pun ikut berdebar, apalagi
mengingat hukuman Raja bila Hoja sampai kalah dalam tantangan ini. Tapi
bagaimana mungkin Hoja memenangkannya? Hoja bukanlah penyihir yang dapat
menyihir dirinya menjadi kecil untuk dapat masuk ke dalam bejana lalu
meminum airnya. Hoja juga bukanlah cenayang yang dapat meminum air dalam
bejana hanya melalui pikirannya.
Hoja
pun berpikir keras untuk memecahkan tantangan Raja. 100 kali hukum
cambuk terngiang di benaknya dan makin mencambuk pikirannya untuk
menyelesaikan masalah ini. Namun, bukan Hoja kalau tidak mampu
memecahkan tantangan Raja. Dengan hormat, Hoja menghadap Raja dan mohon
berjalan ke pinggir taman serta memohon ijin untuk memetik tanaman yang
ada disekitar taman. Dengan senyum kemenangan yang terbayang, Raja
mempersilakan Hoja untuk melakukan usahanya.
Sekembalinya,
Hoja membawa selembar daun pisang, dengan perlahan dia menuju ke tengah
taman di mana meja tempat bejana berada. Dengan perlahan pula, hoja
mulai menggulung lembaran daun pisang tersebut menjadi gulungan kecil
seperti pipa, dan memasukkannya ke dalam bejana melalui mulut bejana
yang kecil hingga sampai ke dasar dan ujung gulungan daun pisang itu
tersisa sekitar 3 jari. Kemudian, dengan sedikit merunduk, Hoja mulai
meminum air dalam bejana dengan menggunakan gulungan daun pisang yang
telah berfungsi menjadi pipa tersebut.
Dan tak diragukan lagi, dalam waktu tidak lebih dari 5 menit, Hoja telah berhasil menghabiskan air dalam bejana tersebut.
Dengan
rendah hati, Hoja menghadap Raja. Hulu balang Raja memeriksa bejana,
mengangkatnya dari atas meja dan mengarahkan mulut bejana ke bawah guna
memastikan tidak ada lagi air yang tersisa. Seketika rakyat bersorak dan
bertepuk tangan melihat ‘kecerdasan’ Hoja yang berhasil mengalahkan
tantangan Raja.
Sekali lagi, Hoja berhasil!
Seperti
dalam sebuah film seri yang ditayangkan tahun 90-an, yang sekarang
ditayangkan ulang di stasiun TV berkabel, Mac Giver adalah seorang biasa
yang yang penuh dengan ide-ide kreatif. Dengan idenya yang kreatif, Mac
Giver mampu menciptakan peralatan yang canggih untuk melawan musuh atau
membebaskan diri. Dimana pun dia berada selalu dapat menggunakan
bahan-bahan di sekitarnya untuk menyelesaikan masalahnya. Apakah itu di
gudang, di lab, bahkan di terowongan bawah tanah.
Kondisi
yang kita hadapi sehari-hari tidak beda dengan yang dialami Mac Gyver
ataupun Nasarudin Hoja, hanya mungkin kondisi ‘kritis’ yang kita alami
tidaklah se-ekstrim yang mereka alami.
Dimulai
dari saat kita berangkat kerja, di perjalanan, mulai mengoperasikan
komputer sampai menjelang pulang, pasti kita dihadapkan pada banyak
masalah. Sebagain ada yang dapat kita selesaikan. Namun tidak jarang,
masalah-masalah tersebut berlalu begitu saja tanpa terselesaikan dan
akan muncul kembali keesokan harinya.
Lalu,
bagaimana caranya agar kita mampu menemukan solusi dari setiap
permasalahan dan tidak membuatnya menjadi masalah yang berlarut-larut?
Mencarinya!
Seperti
Hoja dan Mac Gyver, mereka tidak tinggal diam menunggu masalah
terselesaikan dengan sendirinya atau melewatkannya begitu saja. Mereka
berpikir keras dan mencari cara, apa yang bisa mereka lakukan untuk
keluar dari masalah.
Nah, proses pencarian inilah yang mungkin disebut sebagai proses berpikir kreatif. Proses yang mampu menghasilkan ide-ide baru yang mungkin saja salah satunya dapat menyelesaikan masalah.
Artinya sebuah ide dihasilkan dari sebuah proses, bukan datang dengan tiba-tiba. Seberapa pun singkatnya proses itu.
Salah satu cara dapat dilakukan melalui proses Brainstorming.
Ide
kreatif menjual teh dalam botol bahkan menjual air putih dalam kemasan,
adalah ide brillian yang tidak datang begitu saja, tetapi banyak hal
yang melatarbelakangi munculnya ide tersebut. Pada permulaannya pun ide
tersebut dipandang sebagai ide yang aneh. Namun, lambat laun menjadi
sebuah usaha yang bernilai milyaran rupiah. Dan saat keberhasilan
diraih, orang lain pun meniru usaha tersebut. Bener kata ‘tag line’
salah satu iklan “.....others can only follow.....”
Jadi,
ide sedotan (limun) pun adalah ide kreatif yang tercipta tidak secara
kebetulan. Tetapi lahir dari proses penyelesaian masalah. Dan seringkali
ide kreatif memang terlahir dari proses penyelesaian suatu masalah.
Namun
jangan salah, menemukan ide kreatif bukanlah hal yang mudah. Mencari
dan mencoba lagi dan lagi adalah langkah terbaik dalam usaha menemukan
solusi. Orang bijak berkata, tidak ada kesuksesan tanpa adanya kesalahan
dan belajarlah dari kesalahan.
Thomas
Alpha Edison telah ribuan kali gagal dalam percobaannya. Namun, dengan
tekun dan tetap berpikir kreatif dia dapat mengatasi masalahnya, dan
hasilnya kita nikmati sampai saat ini.
Training & Talent Development Manager
TNT Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar