Kamis, 28 November 2013

Anak Adalah Amanah

Hikmah di Balik Kesabaran

Pada jaman dahulu, ada seorang sahabat yang sangat sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT. Mereka adalah sepasang suami istri, hidup mereka bahagia, rukun dan damai, keduanya adalah orang yang sangat taat beribadah kepada Allah SWT, namun di balik kebahagiaan mereka ada satu yang kurang, sudah sangat lama mereka berumah tangga, namun Allah belum menitipkan mereka seorang Anak, mungkin sepuluh tahun atau lebih sudah mereka menantikan hadirnya seorang anak namun belum juga di beri anugerah itu, tapi meskipun mereka belum dianugerahi seorang anak, mereka selalu bersabar dan tak pernah berhenti berdo’a kepada AllahSWT, mungkin Allah sedang menguji mereka dengan kesabaran. Mereka sudah ikhlas bila memang Allah SWT tidak menitipkan mereka seorang anak, dengan sabar suaminya berkata,“mungkin inilah takdir yang diberikan Allah kepada kita”.

Manusia hanya bisa mengira-ngira takdir, tapi Allah jua lah yang memiliki rencana, yang maha mengatur segalanya, suami istri itu mengira mereka tidak akan pernah memiliki seorang anak, ternyata Allah berkehendak lain. Tak pernah mereka sangka bahwa di dalam rahim istrinya sekarang ada jabang bayi yg Allah titipkan kepada mereka berdua. Subhanallah, maha besar Allah, tak henti-hentinya suami istri itu bersyukur atas atas rahmat yang sudah Allah SWT berikan kepada mereka, anak yang sekian lama dinanti-nantikan akhirnya datang juga.

Akhirnya anak itu lahir kedunia, seorang anak laki-laki, tak bisa diungkapkan lagi kebahagiaan yang dirasakan suami istri itu, dan tak terasa waktu berjalan begitu cepat, sekarang anak mereka sudah tumbuh menjadi remaja, dia tumbuh menjadi anak yang cerdas, akhalknya baik, dan sangat berbakti kepada kedua orangtuanya, lengkaplah sudah kebahagiaan mereka. Merekapun selalu bersyukur atas anugerah Allah yang begitu besar itu. Hari-hari pun dilewati dengan kebahagiaan, sampai pada suatu hari sang suami terpaksa harus pergi karena ada urusan yang harus di selesaikan, dan kepergian suaminya cukup lama selama beberapa minggu,  dengan Berat hati suaminya harus meninggalkan keluarganya karena harus menyelesaikan urusannya.

Sudah beberapa hari sang suami meninggalkan istri dan anaknya, ternyata belum tuntas ujian yang diberikan Allah SWT kepada mereka, selama kepergian suaminya tiba-tiba saja anak laki-lakinya sakit parah, semua tabib sudah di panggil istrinya kerumah untuk mengobati anaknya, tapi penyakit anaknya tidak kunjung membaik, tidak ada lagi usaha yang bisa di perbuat istrinya selain berdo’a kepada Allah SWT  Agar anaknya di beri kesehatan seperti sedia kala. Hari berganti minggu, sakit anaknya kian parah, tidak kuasa lagi sang istri melihat keadaan anaknya seperti itu. Sedih tak terhingga, siang dan malam dalam sujudnya berdo’a kepada Allah SWT untuk kesembuhan anaknya, sendainya bisa ditukar dengan nyawanya dia rela. Anak yang sekian lama mereka idam-idamkan kini terbaring sakit tidak berdaya, apalagi saat ini tidak ada suami yg mendampinginya, Sungguh Allah memberi cobaan yang begitu berat. Namun istrinya tetap sabar, tetap tawakal atas apa yg sedang terjadi.

Suaminya sudah hampir pulang, mungkin saat suaminya pulang kerumah sakit anaknya akan berangsur-angsur sembuh, fikir sang istri. Tapi  Allah berkata lain, anak yang sangat di cintainya menghembuskan nafas terakhirnya, kembali kepangkuan sang Ilahirabbi, inilah cobaan terberat bagi sang istri karena anak yang sangat dicintainya, yang didamba-dambakan sekian lama kini telah meninggal dunia, tapi bukan hanya itu yang memberatkan sang istri, yang menjadi bebannya saat ini bagaimana menyampaikan keadaan ini saat suaminya pulang nanti?.

Suaminya akan pulang besok, istrinya belum memberitahukan kepada siapapun tentang kematian anaknya, dia ingin menunggu sampai suaminya pulang, dia baringkan anaknya di tempat tidur, ia pakaikan pakaian yang bagus kemudian ia selimuti anaknya, sehingga seperti orang yang sedang tidur nyenyak. Sepanjang malam istrinya berdo’a minta petunjuk Allah .

Pagi pun tiba, sang istri berdandan rapi untuk menyambut sang suami, ia masakkan makanan-makanan kesukaan sang suami, tak lama setelah itu suaminya pun tiba, ia sambut suaminya dengan senyuman seakan tidak ada yang terjadi, suaminya terlihat bahagia karena akhirnya bisa berkumpul lagi bersama keluarga yang sangat di cintainya, kemudian suaminya bertanya : “bagaimana keadaan anak kita?, dimana dia, kenapa tidak berkumpul dengan kita di sini, aku sangat rindu padanya?” kemudian istrinya menjawab dengan tenang, “dia baik-baik saja, sekarang dia masih tertidur di kamar, biarkan saja dulu. Aku akan siapkan makanan untukmu,”

Setelah suaminya selesai makan dan terlihat lebih segar, kemudian istrinya mengajak suaminya berbicara , 
Istri        : “ suamiku, bolehkah aku bertanya?”
Suami    : “ silahkan, kau ingin tanya apa?”
Istri     : “ seandainya ada seseorang yang menitipkan sebuah barang kepada kita, dia ingin kita menjaganya dengan baik, sekian lama kita jaga barang itu, kita rawat dengan baik agar tidak rusak, dan kita sudah terlanjur suka dengan barang itu, tapi tiba-tiba orang itu kembali dan ia ingin mengambil barang yang dititipkannya kepada kita, apakah kau rela mengembalikan kepadanya?”
Suami   : “ barang yang dititipkan seseorang kepada kita, kita wajib menjaganya dengan baik karena itu adalah sebuah amanah, dan seandainya dia ingin mengambil barang itu kembali, kita harus rela mengembalikannya, karena itu adalah miliknya, meskipun kita juga sangat suka dengan barang itu. Tapi siapakah yang menitipkan barang kepada kita istriku?”
Istri     : “ suamiku, Allah SWT menitipkan kita seorang anak, anak itu kita jaga dengan baik, kita rawat dia dengan kasih sayang, dan kita berdua sangat menyayanginya. Tapi kemudian Allah SWT mengambilnya kembali, apakau kau rela suamiku?”

Terkejut suaminya mendengar istrinya berkata seperti itu, tak kuasa lagi istrinya menahan air mata, sambil dipeluknya suaminya ia berkata “ suamiku, anak kita adalah amanah dari Allah, dan Allah sudah mengambilnya kembali.” Tapi kesabaran suaminya sungguh luar biasa, di pandangnya wajah istrinya, diusapnya air mata yang menetes di pipi istrinya dan ia berkata “ innalilahi wainnailaihi rajiuun,jangan menangis istriku, anak kita adalah milik Allah SWT, kita bersyukur karena Allah sudah menitipkan kita seorang anak, kita menjaganya dengan kasih sayang, dan sudah saatnya  Allah mengambil milik-Nya kembali. Yakinlah istriku, bahwa anak kita akan lebih bahagia disana, karena dia adalah anak yang shaleh dan berbakti. ikhlaskan lah, mari kita kuburkan dengan layak anak kita”. Mendengar kata-kata suaminya sang istripun sedikit lega. Karena mereka berdua yakin setiap rencana Allah itu, adalah yang terbaik untuk umat-Nya.

Dikisahkan berkat kesabaran mereka, Allah SWT kemudian melimpahkan rahmatnya kepada sepasang suami istri itu. Setelah Allah mengambil anak mereka satu satunya, akhirnya Allah SWT  menitipkan lagi kepada mereka banyak sekali anak-anak yang shaleh dan shalehah, bahkan ada yang lahir kembar. Sekarang sepasang suami istri itu sangat bahagia, dan mereka sadar di balik ujian pasti ada kemenangan. Sungguh besar kuasa Allah beserta ganjaran untuk orang yang benar-benar sabar dalam menghadapi ujian-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar