Terperdaya Oleh Nikmat
Merupakan kenyataan yang tidak bisa dipungkiri, banyak orang yang
terlena dengan kenikmatan dunia. Di antara kenikmatan yang membuat
banyak orang lupa akan jati diri dan tujuan hidupnya adalah nikmat kesehatan dan waktu luang.
Terutama nikmat waktu, yang begitu banyak orang lalai memanfaatkannya
dengan baik. Sehingga banyak sekali waktu mereka yang terbuang percuma
bahkan menjerumuskan mereka ke dalam jurang bahaya.
Duduk di depan televisi seharian pun tak terasa, terhenyak sekian
lama di hadapan berita-berita terbaru yang disajikan media massa sudah
biasa, dan berjubel-jubel memadati stadion selama berjam-jam untuk
menyaksikan pertandingan sepak bola atau konser grup band idola pun
rela. Aduhai, alangkah meruginya kita tatkala waktu kehidupan
yang detik demi detik terus berjalan menuju gerbang kematian ini kita
lalui dengan menimbun dosa dan menyibukkan diri dengan perbuatan yang
sia-sia.
Saudaraku, ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Ada dua buah nikmat yang kebanyakan orang terperdaya karenanya; yaitu kesehatan dan waktu luang.” (HR. Bukhari [6412] dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, lihat Fath al-Bari [11/258])
Saudaraku, sesungguhnya dunia ini merupakan ladang akherat. Di dalam
dunia ini terdapat sebuah perdagangan yang keuntungannya akan tampak
jelas di akherat kelak. Orang yang memanfaatkan waktu luang dan
kesehatan tubuhnya dalam rangka menjalankan ketaatan kepada Allah maka
dialah orang yang beruntung. Adapun orang yang menyalahgunakan nikmat
itu untuk bermaksiat kepada Allah maka dialah orang yang tertipu (lihat Fath al-Bari [11/259])
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Demi masa.
Sesungguhnya semua orang benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman, beramal salih, saling menasehati dalam
menetapi kebenaran dan saling menasehati dalam menetapi kesabaran.” (QS. al-’Ashr: 1-3)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti layaknya orang yang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan jauh.” (HR. Bukhari [6416] dari Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, lihat Fath al-Bari [11/263])
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Manfaatkanlah
lima perkara sebelum datang yang lima: [1] Masa mudamu sebelum masa
tuamu, [2] masa sehatmu sebelum sakitmu, [3] masa kayamu sebelum
miskinmu, [4] waktu luangmu sebelum sibukmu, dan [5] hidupmu sebelum
matimu.” (HR. al-Hakim dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, lihat Fath al-Bari [11/264], hadits ini disahihkan al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 486)
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya
kehidupan dunia ini hanyalah sekedar kesenangan sementara, dan
sesungguhnya akherat itulah negeri tempat tinggal yang sebenarnya.” (QS. Ghafir: 39)
Ada seorang yang bertanya kepada Muhammad bin Wasi’, “Bagaimana keadaanmu pagi ini?”. Maka beliau menjawab, “Bagaimanakah menurutmu mengenai seorang yang melampaui tahapan perjalanan setiap harinya menuju alam akherat?”. al-Hasan berkata, “Sesungguhnya dirimu adalah kumpulan perjalanan hari. Setiap kali hari berlalu, maka lenyaplah sebagian dari dirimu.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 482)
Sebagian orang bijak berkata,
“Bagaimana bisa merasakan
kegembiraan dengan dunia, orang yang perjalanan harinya menghancurkan
bulannya, dan perjalanan bulan demi bulan menghancurkan tahun yang
dilaluinya, serta perjalanan tahun demi tahun yang menghancurkan seluruh
umurnya. Bagaimana bisa merasa gembira, orang yang umurnya menuntun
dirinya menuju ajal, dan masa hidupnya menggiring dirinya menuju
kematian.” (lihat Jami’ al-’Ulum wa al-Hikam, hal. 483)
0 komentar:
Posting Komentar