" Siang ini kita dapat pelajaran berharga..
Kita harus berterima kasih terhadap orang yang telah menyakiti kita..
Karena merekalah yang akan membuat kita lebih kuat dan tegar lagi..
Hari ini kita dibuat cerdas olehnya..
Yang pasti kita tetap menang.."
Yang pasti kita tetap menang.."
Dari kata yang saya beri tanda cetak tebal dan saya garis bawah diatas itu saya melihat sebuah
kesabaran dan keikhlasan yang cukup luar biasa. dan dari kata tersebut
saya terinspirasi ingin membuat sedikit goresan tinta yang mudah-mudahan
berarti bagi para sahabat ..
Dalam hidup ini pernahkah kita disakiti oleh orang lain? baik dalam
hubungan persahabatan, hubungan pekerjaan, hubungan bisnis, hubungan
kerjasama, hubungan sebuah organisasi, dan sebagainya. apa yang kita rasakan saat
itu?, sakit yang mendalam?, tidak terima perlakuan teman kita?, emosi yang
tak terkendali?.
Kemudian Bagaimana sikap kita terhadapnya?, membenci?, ingin balas dendam karena tidak terima telah disakiti? atau diam beribu bahasa tanpa ada penyelesaian dan kebaikan yang kita peroleh? Padahal kita bisa mengubah hal-hal yang sangat menyakitkan ini menjadi ladang kebaikan untuk kita, menjadi ladang pahala untuk kita juga menambah kekayaan itibar atas segala apa yang telah terjadi.
Kemudian Bagaimana sikap kita terhadapnya?, membenci?, ingin balas dendam karena tidak terima telah disakiti? atau diam beribu bahasa tanpa ada penyelesaian dan kebaikan yang kita peroleh? Padahal kita bisa mengubah hal-hal yang sangat menyakitkan ini menjadi ladang kebaikan untuk kita, menjadi ladang pahala untuk kita juga menambah kekayaan itibar atas segala apa yang telah terjadi.
Jika kita disakiti,ada dua sikap yang harus kita lakukan yaitu:
1. Sikap
terhadap mereka yang menyakiti
2. Sikap terhadap diri kita
sendiri.
SIKAP TERHADAP MEREKA YANG MENYAKITI
Pertama, Menahan Amarah
Jika amarah yang diperturutkan maka kitalah yang akan mendapt dua kerugian.
karena sikap amarah akan merusak diri kita sendiri baik secara fisik maupun psikis. orang yang marah akan membuat syaraf menjadi menegang, jantungnya menjadai terpacu, bahkan bisa mengorbankan kesehatan dan kebahagian. Sikap amarah yang diperturutkan akan membawa perasaan dan hati kita menjadi sempit dan terbebani. bahkan bisa membuat hati tidak menjadi tenang. dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Jika amarah yang diperturutkan maka kitalah yang akan mendapt dua kerugian.
yang pertama kita telah disakiti
yang kedua kita telah
menyakiti diri kita sendiri.
karena sikap amarah akan merusak diri kita sendiri baik secara fisik maupun psikis. orang yang marah akan membuat syaraf menjadi menegang, jantungnya menjadai terpacu, bahkan bisa mengorbankan kesehatan dan kebahagian. Sikap amarah yang diperturutkan akan membawa perasaan dan hati kita menjadi sempit dan terbebani. bahkan bisa membuat hati tidak menjadi tenang. dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain, Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Kedua, Memaafkan
Sikap ini mengindikasikn bahwa hati kita sehat, jernih dan bersih
terhadap orang yang telah menyakiti kita, juga menandakan bahwa kita
adalah orang yang mencintai kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang
yang telah menyakiti kita. coba fikirkan lagi. dendam atau memberi
maaf? mana yang membawa kebaikan untuk kita dan orang yang telah
menyakiti kita?, tanyakan pada hati nurani kita. dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan
kesalahan orang lain.
Ketiga, Berbauat baiklah kepadanya
Cukuplah Rasulullah saw sebagai qudwah dalam hal ini. Rasulullah disakiti, di dzholimi oleh orang kafir saat itu, tapi siapa yang pertama kali menjenguk orang yang telah mendzholiminya? tiada lain dan bukan dialah Rosulullah yang penuh dengan keteladanan. lihatlah apa yang terjadi setelah itu, orang yang biasa menyakiti Rasulullah akhirnya ia masuk Islam, Subhanallah
Cukuplah Rasulullah saw sebagai qudwah dalam hal ini. Rasulullah disakiti, di dzholimi oleh orang kafir saat itu, tapi siapa yang pertama kali menjenguk orang yang telah mendzholiminya? tiada lain dan bukan dialah Rosulullah yang penuh dengan keteladanan. lihatlah apa yang terjadi setelah itu, orang yang biasa menyakiti Rasulullah akhirnya ia masuk Islam, Subhanallah
Keempat, Menyadari
bahwa seseorang tidak akan menyakiti anda, kecuali
atas qodla dan qodar Allah. sedangkan seorang hamba hanyalah perantara
terjadinya sesuatu, sementara yang menentukan dan menetapkan hanyalah
Allah.
Kelima, memahami bahwa perlakuan orang lain yang menyakitkan kita adalah
sebagi penebus dosa kita penghapus atas segala kesalahan, pelebur
kekhilafan, dan sebagai peninggi derajat kita.
SIKAP TERHADAP DIRI KITA SENDIRI
Pertama, Sadarilah bahwa hal-hal yang menyakitkan kita, bisa jadi akibat
dosa yang telah kita lakukan. Untuk hal ini, perbanyakalah mengintrospeksi diri, bermuhasabahla, Review apa yang sebenaranya apa yang telah terjadi.
Kedua,Bersyukurlah kepada Allah, karena kita telah dijadikan-Nya sebagai
pihak yang teraniaya, bukan yang menganiaya. Jika kita terus bersabar hal
ini dapat menjadi ladang amal untuk kita.kebikan- kebaikan akan terus
menghiasi hidup kita.
Ketiga,bersikap kasih sayanglah kepada orang yang telah menyakiti
kita, karena dia adalah orang yang paling berhak mendapatkan kasih sayang
kita. Seorang yang menyakiti kita sangat membutuhkan kelembutan.bukan
untuk disakiti kembali atau bukan untuk di benci.
Kisah Misthah melecehkan Abu Bakar bias di jadikan sebuah ibrah. Ketika Mistah melecehakn Abu Bakar, Abu Bakar bersumpah untuk tidak menafkahi Misthah, padahal pada waktu itu Misthah adalah orang miskin yang nafkah sehari-harinya ditanggung oleh Abu Bakar. Saat itu Abu Bakar berkata: Tentu, aku akan senang jika Allah mengampuni dosaku. Abu Bakar pun kembali menafkahi Misthah dan memaafkannya. Memang sebuah amal tidak semudah dengan kata-kata, tapi ingatlah tiada yang sulit dalam hidup ini kecuali kita terus berlatih. kita bisa karena terbiasa. cobalah melatih dengan sikap seperti ini.
Kisah Misthah melecehkan Abu Bakar bias di jadikan sebuah ibrah. Ketika Mistah melecehakn Abu Bakar, Abu Bakar bersumpah untuk tidak menafkahi Misthah, padahal pada waktu itu Misthah adalah orang miskin yang nafkah sehari-harinya ditanggung oleh Abu Bakar. Saat itu Abu Bakar berkata: Tentu, aku akan senang jika Allah mengampuni dosaku. Abu Bakar pun kembali menafkahi Misthah dan memaafkannya. Memang sebuah amal tidak semudah dengan kata-kata, tapi ingatlah tiada yang sulit dalam hidup ini kecuali kita terus berlatih. kita bisa karena terbiasa. cobalah melatih dengan sikap seperti ini.
Insan yang lemah ini pun merasa begitu sakit jika kita harus
disakiti, tapi akan jauh lebih sakit jika kita memabalas dengan
menyakiti. balaslah keburukan dengan kebaikan, maafkan orang-orang yang
telah menyakiti, ini akan membuat hidup jauh lebih indah. jauh lebih
tenang dan akan terus dekat kepada-Nya.
Ya Allah bimbinglah kami untuk senantiasa mengambil hikmah dari setiap
kejadian, jadikanlah kami menjadi hamba yang dapat menahan amarah yang
terus diperturutkan, lapangkan hati ini untuk senantiasa memaafkan
segala kesalahan, berikan kepada kami untuk membalas segala keburukan
dengan kebaikan.
Ya Allah, sadarkan kami bahwa segala sesuatu yang akan dan telah
terjadi adalah atas kehendak-Mu, atas taqdir-Mu, jadikan setiap taqdir
yang engkau berikan kepada kami senantiasa membawa kami dekat kepada-Mu.
Ya Allah ampuni segala dosa kami dan dosa orang-orang yang telah
menyakiti kami, Satukan hati kami dengan cahaya dan marifah-Mu..
Perkenankanlah doa kami
0 komentar:
Posting Komentar