Senin, 23 Desember 2013

Menjatuhkan Teman

Frenemy?

Setiap orang pasti memiliki teman, entah itu hanya satu teman atau yang punya banyak teman. Bahkan setiap orang pasti memiliki teman baik atau sahabat yang selalu ada untuk mendampingi langkah kita dalam suka maupun duka. 


Teman, yang tahu segala sesuatu tentang kondisi kita. Well, tak dapat dipungkiri terutama untuk perempuan pasti membutuhkan teman curhat saat ada kabar bahagia maupun saat ada masalah. 

Tak jarang, dalam hubungan teman tersebut terjadi selisih paham bahkan pertengkaran. Memang lumrah hal seperti itu terjadi, karena dua otak di dalam dua tubuh yang berbeda tak selalu mempunyai pemikiran yang sama.

Tapi, bagaimana jika seorang teman berubah menjadi musuh? Frenemy!

Istilah frenemy di dapat dari kalangan arti luar negeri dimana mereka berteman tapi saling menusuk dari belakang. Atau salah satu dari mereka yang memang bertindak layaknya musuh kepada temannya. Istilah sederhananya musuh dalam selimut.

Frenemy adalah musuh yang tak terlihat dan jelas lebih berbahaya daripada musuh yang sudah tampak nyata di kehidupan kita. Menghadapi musuh tentu saja kita akan membuat berbagai macam strategi dan meningkatkan kewaspadaan. Sedangkan bagaimana dengan frenemy? Tindak tanduknya tak dapat kita lihat dengan kasat mata.

Seorang teman biasanya akan mendengarkan berbagai macam curhatan, mendengar keluh kesah, berbabagai masalah, bahkan rahasia. Tentu saja secara pelan-pelan frenemy bisa saja membunuh kita yang nyatanya menganggap mereka adalah sahabat.

Mengapa harus ada frenemy?

Banyak faktor yang menyebabkan seorang teman bisa menjadi seorang musuk dan berbalik arah menusuk kita dari depan maupun belakang. Bisa jadi karena perselisilah dan perbedaan prinsip akan satu hal yang akhirnya menimbulkan perpecahan. Kedengkian atau iri atas apa yang kita miliki bisa menyebabkan seorang teman menjadi lawan. Hal seperti ini yang sering terjadi, dengan dalih berteman namun seorang frenemy akan memanfaatkan apa yang kita punya. Termasuk halnya perbedaan status social yang lebih keren disebut labeling. Bisa jadi juga karena sifat dari teman kita yang tidak satu frekuensi.

Frenemy, tentu saja tak akan bermaksud baik kepada kita dan kapan saja bisa melakukan serangan. Semua kartu mati kita yang dulu pernah dicurhatkan bisa menjadi bumerang kepada kita.

Sejauh mana seorang teman bisa menjatuhkan temannya sendiri?

Ah, bukankah seorang teman itu sedianya saling memberikan pundak masing-masing. Mendengarkan keluh kesah dan saling mengingatkan jika ada sesuatu yang salah. Janganlah membuat diri kita menjadi musuh bagi orang lain.


0 komentar:

Posting Komentar