Selasa, 10 Desember 2013

Mencintai Pekerjaan

Bekerja dan Mencintai Pekerjaan

Bagi sebagian besar orang, bekerja adalah beban. Kita mendengar ungkapan TGIF (Thank God It’s Friday), I Hate Monday, yang menunjukkan betapa kita merasa segan untuk memulai rutinitas pekerjaan hari demi hari.


Dengan pola pikir seperti ini, kita tidak akan pernah mencapai hal-hal terbaik dalam hidup kita. Bagi kita bekerja adalah sekedar mengumpulkan uang kemudian untuk dinikmati sekedar untuk bertahan hidup. Padahal sesungguhnya bekerja adalah lebih dari sekedar mencari nafkah. 

Makna bekerja lebih dari sekedar itu semua. Bekerja adalah perwujudan misi atau keberadaan kita dalam tubuh manusia kita. Sebagai makhluk spiritual kita memiliki tugas atau maksud keberadaan kita di dunia. Oleh karena itu penting bagi kita untuk menemukan pekerjaan yang sesuai dengan misi hidup kita. 

Pekerjaan yang dapat memberi kita perasaan istimewa, pekerjaan yang kita cintai dan tekuni sepenuh hati. Seperti kutipan pembuka Bab 13 buku SQ: Connecting with Our Spiritual Intelligence karya Danah Zohar dan Ian Marshall, yang berbunyi:

” It useless to waste your life on one path, especially if that path has no heart. Before you embark on a path, you ask the question: Does this path have a heart? If the answer is no, you will know it, and then you must choose another path. A path without heart is never enjoyable. You have to work hard even to take it. On the other hand, a path with heart is easy, it does not make you work at liking it. 

Kutipan tersebut menunjukkan tanda atau indikator apakah pekerjaan yang dapat menuntun kita kepada takdir kita atau tujuan hidup kita. Kuncinya adalah hati.

Seseorang mungkin cukup beruntung telah dapat menemukan sebuah jalan hidup yang murni dengan hati ketika usianya masih muda. Namun tidak sedikit pula yang belum menemukan makna atau jalan hidupnya ketika usianya sudah menjelang senja. 

Tetapi sejarah membuktikan bahwa banyak sekali mereka yang mencapai makna hidupnya pada usia senja, sebagai contoh: Kolonel Sanders (Kentucky Fried Chicken), Ray Krock (Mc Donalds), Michael Angelo (pelukis kubah Katedral Santo Petrus di Vatikan), Daniel Defoe (penulis buku Robinson Crusoe) dan masih banyak lagi.

Bekerja dengan Penuh Cinta

Cinta terhadap sesuatu, termasuk pekerjaan atau hobi dapat mewujudkan sebuah prestasi yang gemilang dalam bidang pekerjaan atau hobi kita. Jika kita mencintai apa yang kita kerjakan sehari-hari, kita dapat meraih hasil yang terbaik. Semua orang yang sukses adalah mereka yang mencintai apa yang mereka kerjakan. 

Sebagai teladan kita lihat Warren Buffet, salah seorang terkaya di dunia. Pada suatu hari dalam sebuah seminar di Universitas Nebraska dia ditanya rahasia kesuksesannya. Dia menjawab bahwa apa yang dia lakukan tidak ada yang istimewa,” Saya tidak berbeda dari Anda sekalian,”katanya. “Jika ada, perbedaannya hanya bahwa saya bangun setiap pagi dan memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang saya cintai setiap harinya.”


Dengan melakukan apa yang kita cintai untuk orang-orang yang kita cintai, kita akan memperoleh hal-hal terbaik yang dapat ditawarkan kehidupan ini kepada kita. 

Intinya, cintai pekerjaan kita atau carilah pekerjaan yang kita cintai. Banyak orang sukses karena menekuni dan melakukan hal-hal yang mereka cintai dengan kesungguhan hati.


http://amdefi.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar