Perbedaan dan Rambutan
Seorang ayah sangat prihatin terhadap kedua orang anak laki-lakinya
yang selalu bertengkar. Ada saja yang mereka pertengkarkan.
Masing-masing selalu berusaha menentang dan menyalahkan saudaranya
setiap ada kesempatan.
Suatu hari sang ayah membawa pulang sekeranjang buah rambutan yang
sangat disukai anak-anaknya. Mereka sangat senang dan mulai bersiap-siap
menikmati buah itu.
Tiba-tiba sang ayah bersuara keras “Stop! Kalian boleh makan rambutan itu sepuasnya bila lulus tiga tugas dari Ayah”
“Wah…Ada-ada aja Ayah ini…Jangan sulit ya..”
“Ok, aku siap Yah…”
“Pertanyaan pertama, bagaimana bentuk buah rambutan?”
“Buah rambutan bentuknya bulat dan banyak rambut di kulitnya” Sang kakak menjawab duluan.
“Buah rambutan itu buah yang berbulu lebat Yah…” Jawab sang adik.
“Ngawur kamu, gitu itu gak lebat!”
“Ya lebat dong, emang kakak bisa ngitung jumlah rambutnya rambutan?”
“Kalau bisa kamu mau ngasih apa?”
“Stop!” Sang ayah menghentikan pertengkaran “Kalian gagal pada
pertanyaan pertama. Jangan membantah, nanti Ayah jelaskan penyebab
kegagalan kalian”
Sang ayah kemudian mengupas sebuah rambutan.
“Ceritakan kepada Ayah buah rambutan yang sudah dikupas ini!”
“Warnanya putih dan berair”
“Warnanya putih dan bergetah Yah. Itu getah bukan air!”
“Tapi khan seperti air, warnanya bening khan!”
“Emang getah itu gak bening, kurang wawasan kamu!”
“Stop! Pertanyaan kedua kalian gagal menjawab. Yang terakhir, ceritakan kepada Ayah cara kalian makan rambutan ini”
“Kugigit daging rambutan itu agar terpisah dari bijinya, kukunyah kemudian kutelan”
“Kalau aku daging rambutan kupisahkan pakai tangan dulu baru kumasukkan ke dalam mulut, lebih enak”
“Gak asyik pakai cara itu, lebih asyik langsung digigit. Daging rambutan yang kena tanganmu itu akan berkurang manisnya”
“Siapa bilang! Tetap enak kok. Lebih beradab daripada langsung digigit gitu”
“Enak aja bilang aku gak beradab!”
“Stop! Kalian gagal menjawab pertanyaan ketiga. Terpaksa kalian tidak diperkenankan makan rambutan ini.”
“Kamu sich…!”
“Kamu yang salah…!”
“Kamu!”
“Kamu!”
Kakak dan adik itu saling menyalahkan.
Sang ayah segera mengemasi sekeranjang rambutan itu dan memberikan kepada pemulung yang lewat di depan rumah.
“Anakku kemarilah…!” Ayah memanggil kedua anaknya yang dongkol saling menyalahkan.
“Tahu penyebab kegagalan kalian?”
Kakak dan adik tidak menjawab dan saling melirik kesal.
“Saat menjawab pertanyaan test pertama sebenarnya kalian mempunyai
kesamaan bahwa rambutan adalah buah yang punya rambut. Kalian juga
sepakat bahwa rambut pada rambutan tidak sedikit. Tapi kalian lebih suka
mempertentangkan istilah lebat dan banyak, apa manfaatnya?”
Kedua anak itu terdiam, tidak bereaksi dan masih dongkol menyalahkan saudaranya.
“Pada jawaban kedua kalian sepakat bahwa daging rambutan berwarna
putih, tapi kalian sibuk berdebat tentang getah dan air. Sebenarnya
kalian bisa saling mengisi informasi, menambah wawasan pengetahuan.”
Kakak dan adik mulai merenung dan membenarkan kata-kata sang ayah.
“Pada test terakhir, kalian juga punya kesamaan, punya tujuan yang
sama, yaitu menikmati buah rambutan, tapi kalian justru melakukan
sesuatu yang bisa mengurangi kenikmatan dengan menyalahkan cara yang
dilakukan orang lain. Apa manfaatnya?”
Kedua orang anak itu semakin menyadari kekeliruan mereka.
“Sebenarnya Ayah berencana mengizinkan kalian makan rambutan itu
nanti malam bila kalian gagal test. Ternyata kalian saling menyalahkan
kegagalan itu, maka Ayah memutuskan untuk memberikan rambutan tadi
kepada pemulung.
Ayah akan membelikan rambutan lagi bila Ayah anggap
kalian sudah berubah. Lain kali bila menemui kegagalan lakukan evaluasi
pada diri sendiri, jangan menyalahkan orang lain karena kalian lebih
mudah mengubah diri sendiri yang harus dilakukan bila ingin mengubah
orang lain”
Lebih MUDAH mendapatkan KEDAMAIAN dan KEBAHAGAIAAN bila kita menyadari dan fokus pada PERSAMAAN dengan orang lain.
PERBEDAAN selalu ADA, dan BERMANFAAT bagi kita sebagai TAMBAHAN informasi atau WAWASAN.
Saat mengalami peristiwa yang TIDAK sesuai HARAPAN, lebih
bermanfaat untuk segera INTROSPEKSI dan BERUBAH, bukan menyalahkan pihak
lain.
Hiduplah efektif dan berbahagialah.
0 komentar:
Posting Komentar