Sidik Jari Dalam Kubur
Saya mengerti jika anda menganggap
judul kisah ini cukup mengherankan, tetapi kejadian yang diceritakan
sesungguhnya lebih mengherankan lagi. Kisah ini tentang perasaan yang
telah mati dan qalbu yang tidak sedikitpun mengingat hal-hal ghaib yang
patut diimani. Ini adalah kisah nyata yang terjadi beberapa tahun yang
lalu di Mesir, tepatnya di kota Kairo.
Adalah sejumlah laki-laki muda bersaudara
yang memiliki hubungan yang harmonis, hanya saja orang tua mereka tidak
mendidik mereka dalam nuansa religius mencintai agama dan taat kepada
Allah. Dia tidak mengarahkan mereka untuk mempelajari agama ini,
sebaliknya pendidikan dan pembinaan yang diberikannya hanya berbau
materi belaka, makanan dan minuman yang enak, pakaian yang bagus,
sekolah elit, dan rumah mewah; sayang tanpa simpul agama yang
menghubungkan mereka dengan Allah subhanahu wa ta’ala.
Ayah mereka memiliki sejumlah property
berupa berbagai bangunan dan berbidang tanah yang luas, serta sejumlah
mobil pribadi. Termasuk bangunan indah miliknya sebuah vila di bibir
pantai sungai Nil. Ini semua belum termasuk sejumlah uang yang tersimpan
dalam rekening banknya.
Kepastian itu pun datang, sang ayah
dipagut sakaratul maut. Ketika tanda-tanda kematiannya semakin jelas,
mereka, anak-anaknya itupun berkumpul di sekelilingnya. Laki-laki kaya
raya yang sekarat itu berwasiat kepada mereka supaya saling mengasihi
dan jangan sampai terjadi pertikaian diantara mereka.
Anak-anaknya pun
berjanji kepada sang ayah yang terbaring tak berdaya. Tidak berselang
berapa lama, laki-laki kaya raya itupun meninggalkan segala kejayaannya
di dunia ini, kematian menyudahi segala kenikmatan dunia yang
sesungguhnya tiada seberapa.
Anak-anaknya
pun segera menyelenggarakan kewajiban terhadap jenazah ayah mereka,
memandikan, mengafani, menyalatkan, dan akhirnya meguburkannya. Selesai
mengubur jenazah sang ayah, mereka keluar dari kuburannya. Tiba-tiba
salah seorang du antara mereka minta izin kepada saudara-saudara serta
kerabatnya yang lain untuk turun kembali ke ruang makam untuk meyakinkan
bahwa jenazah sang ayah telah dibaringkan menghadap kiblat. Mereka pun
mengizinkannya.
Perlu diketahui bahwa pemakaman di Mesir
adalah ruang bawah tanah, di situlah jenazah dikebumikan. Cara seperti
ini populer di kalangan keluarga-keluarga kaya di Mesir.
Lima belas menit berlalu, tetapi saudara
mereka yang turun tersebut belum juga kembali, padahal satu atau dua
menit saja harusnya sudah selesai. Mereka pun menjadi gelisah, hingga
salah seorang memutuskan untuk memeriksa ke bawah.
Begitu sampai di bawah dia mendapatkan
hal yang sangat mengejutkan. Dia menemukan saudaranya itu telah tewas di
samping jenazah ayah mereka. Keanehan ini tidak hanya sampai disitu,
karena dia menemukan saudaranya yang tewas tersebut ternyata telah
membuka bagian atas kafan jenazah ayah mereka dan mengeluarkan tangannya
dari bungkusan kafan. Jari jenazah tersebut dilumuri tinta.
Setelah
mengamati lebih teliti pahamlah dia apa yang terjadi, saudaranya itu
ternyata hendak membubuhkan cap jempol ayah mereka di selembar kertas
yang berisi akad bahwa sang ayah telah menjual vila di pinggir sungai
Nil kepadanya, tetapi sebelum niat culasnya itu kesampaian, dia tewas di
samping jenazah ayah mereka.
Malaikat maut telah mengambil nyawanya. La haula wala quata illa billahil ‘aliyil ‘azhim.
Demikianlah qalbu-qalbu yang telah mati,
pada saat yang seharusnya orang yang masih hidup mengambil pelajaran
dari jenazah yang baru diantarnya supaya dapat mempersiapkan diri lebih
baik untuk menghadapi jika hari ini datang kepadanya, ternyata sebagian
kita yang masih hidup ini telah mati hatinya sebelum kematian menjemput,
tidak mengambil pelajaran dan ibrah dari orang-orang yang meninggal
sebelum dirinya…
Ya Allah anugerahkanlah kepada kami husnul khatimah.
(Majalah Qiblati Edisi 11 Tahun VII, Dzulqa’dah 1433 H September 2012)
0 komentar:
Posting Komentar