Dari Sepuluh Telur Ayam Satu Tidak Menetas
Kehidupan anak manusia itu memang penuh misteri. Tiada yang tahu
takdir dan nasib seseorang melainkan hanya Allah yang tahu. Meskipun
berada dalam satu keluarga, tetapi nasib semua anak di dalam keluarga
itu tidaklah sama.
Saya sering mengamati keluarga teman-teman saya, termasuk keluarga
saya sendiri. Dalam satu keluarga biasanya ada saja satu anggota
keluarga yang tidak “menjadi”, ada saja satu yang anomali. Misalnya
dalam satu keluarga dengan lima orang anak, empat anak sukses dalam
pekerjaan dan hidup mapan, tetapi satu orang lagi agak berbeda, dia
tidak punya pekerjaan yang jelas, kerja serabutan, dan secara materi
hidup kekurangan. Hidupnya menjadi “beban” saudara-saudaranya yang lain,
tapi untung saja saudara-saudaranya yang sudah hidup mapan itu selalu
membantunya.
Contoh lainnya, semua anak dalam keluarga sudah “mentas” (istilah
orang Jawa), yang artinya sudah menikah, tetapi ada satu orang yang
belum mendapat jodohnya sehingga menjadi perjaka tua atau perawan tua.
Atau contoh yang lain, dari semua anggota keluarga yang sudah menikah,
ada satu orang yang tidak mempunyai anak.
Dalam bahasa orang Minang, satu anggota yang tidak menjadi itu disebut indak boneh.
Ini istilah yang saya dengar dari almarhumah ibu saya. Dia mengambil
perumpamaan dari telur ayam yang dierami induknya, dari sepuluh telur
ayam ada saja satu telur yang tidak menetas. Telur ayam yang tidak
menetas itulah yang disebut indak boneh atau tidak menjadi.
Perumpamaan indak boneh itu disebut ibu saya yang seringkali
merasa sedih dan prihatin bila mengingat nasib satu anaknya yang tidak
punya pekerjaan untuk menghidupi keluarganya, sehingga saudara kami itu
hidupnya selalu dibantu baik oleh ibu maupun dari kami suadaranya yang
lain. Yo baitulah, adu juo ciek urang nan anaknyo indak boneh,
kata ibu saya (yang artinya: ya begitulah, ada juga orang yang anaknya
tidak menjadi). Sambil membandingkan dengan keluarga orang lain yang
juga punya masalah yang sama, ibu saya akhirnya bisa menerima kenyataan
itu.
Kalau dipikir-pikir memang ada juga benarnya, dalam satu keluarga ada
saja satu anomali di antara anak-anaknya. Saya sendiri mengalami hal
itu. Namun, saya pikir fenomena itu adalah misteri Sang Ilahi. Pasti
Allah SWT punya maksud, mungkin fenomena tersebut sebagai hikmah
pelajaran bagi manusia agar selalu bersyukur. Jangan selalu melihat ke
atas, lihat juga yang di bawah.
Allah yang menetapkan takdir seorang manusia tetapi manusia sendiri yang menentukan nasibnya.
Wallahu Alam.
0 komentar:
Posting Komentar