Bijaksana
Menjadi lebih bijaksana artinya ingin menjadi lebih manusiawi.
Bijaksana adalah memahami tetang keseimbangan.
Memahami kejahatan dan kebaikan, memahami kemarahan dan kesabaran,
memahami ketakutan dan keberanian, memahami orang lain dan diri sendiri.
Bijaksana berarti juga mengetahui. Mengetahui tentang keinginan, kebutuhan, hasrat, keindahan dan kecantikan.
Mengetahui adalah anugrah yang harus dipikul dengan
tanggung jawab yang besar. Ketika anda mengetahui sifat buruk teman
ataupun pasangan anda, itu memerlukan kebesaran hati, dibandingkan tidak
mengetahuinya.
Teman saya menerima kenaikan gaji, hal yang rutin
terjadi setiap tahun. Dia senang sekali dengan kenaikan sebesar 10%
yang diterimanya tahun ini. Sampai di rumah sekeluarga ikut senang
dengan kenaikan gaji tersebut. Di rumah dia berjanji akan bekerja lebih
giat sebagai balas jasa atas kemurahan perusahaan.
Sampai di kantor dia ngobrol dengan teman-teman
sekantor, dan alangkah kagetnya ketika dia mendengar teman kantornya
menerima kenaikan sampai 15%.
Perasaan gembiranya berubah menjadi kemarahan dan
kebencian karena tidak diperlakukan secara adil oleh perusahaannya.
Sampai-sampai dia keluar dari perusahaan tempat dia bekerja dan mencari
pekerjaan yang lain.
Jadi untuk “mengetahui” dibutuhkan kekuatan dan
keteguhan yang besar. Demikian juga dengan kebijaksanaan, dibutuhkan
kekuatan dan tanggung jawab yang sangat besar.
Tapi menjadi lebih bijaksana akan mendapatkan
keuntungan yang tidak terkira. Ini adalah hukum alam dari perbuatan.
Siapa yang menanam dia yang akan menuai, siapa yang menabur angin akan
menuai badai.
Ketika seseorang menabur kebaikan akan mendapatkan
kebaikan, ketika seseorang menabur kebijaksanaan akan menjadi lebih
bijaksana.
Saya belum bijaksana untuk itu saya akan menabur
kebijaksanaan yang dikumpulkan dari kehidupan saya dan kehidupan orang
lain, agar saya menjadi lebih bijaksana, setidaknya saya akan menjadi
lebih manusiawi.
0 komentar:
Posting Komentar