"LARANGAN GHIBAH DAN PEMIMPIN YANG DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN ATAS YANG DI PIMPINNYA"
Pernahkah kita membicarakan (merumpi) keburukan saudara, sahabat, teman, sesama muslim? bila pernah hati-hati bisa termasuk" GHIBAH"
Bahaya ghibah bisa menjerumuskan kita ke dalam NERAKA, baik itu baru sebatas PRASANGKA ataupun kepada orang yg benar-benar melakukan kejelekan.
berikut beberapa hadist sahih yang melarang kita melakukan GHIBAH.
Dari abu hurairah:Rasulullah bersabda:Tahukah kalian apa itu ghibah? ”Para sahabat berkata: ”Allah dan Rasul-Nya lebih tahu” Beliau berkata: kamu menyebutkan sesuatu (perbuatan) yang sebenarnya tidak ada padanya. ”seseorang bertanya: ”lalu bagaimana jika yang aku sebutkan itu benar adanya?. beliau menjawab: ”jika yang kamu sebutkan itu benar adanya maka berarti kamu telah menggibahnya, dan jika yang kamau sebutkan itu tidak ada padanya, maka kamu telah berbohong atasnya. (HR.Musnad Ahmad 6849/HR muslim 4690/sunan Abu Daud 4231)
Dari jabir bin Abdullah berkata: ketika kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam berhembus bau bangkai yang busuk, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: apakah kalian tahu bau apa ini? ini adalah bau orang-orang yang suka meng-ghibah orang-orang mukmin.(HR.Musnad Ahmad 14257)
Dari Abu bak’rah: Rasulullah Shallaallahu ‘Alaihi wasalam melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: ”Keduanya sedang disisksa, dan mereka disiksa bukan karena dosa besar. yang satu disiksa karena tidak menjaga kebersihan ketika kencing, dan yang lain disiksa karena berbuat ghibah. (HR.sunan ibnu Majah 343)
Dari asma’binti Yazid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wsalam bersabda: ”Barang siapa menahan diri dari memakan daging saudaranya dalam ghibah, maka jadi kewajiban Allah untuk membebaskannya dari api neraka” (HR.Musnad Ahmad 26328)
Lantas bagaimana kita menyikapi orang2 yg berbuat kejelekan?pertanyaan itu pasti muncul kepermukaan.
Dari abu hurairah:Rasulullah bersabda:Tahukah kalian apa itu ghibah? ”Para sahabat berkata: ”Allah dan Rasul-Nya lebih tahu” Beliau berkata: kamu menyebutkan sesuatu (perbuatan) yang sebenarnya tidak ada padanya. ”seseorang bertanya: ”lalu bagaimana jika yang aku sebutkan itu benar adanya?. beliau menjawab: ”jika yang kamu sebutkan itu benar adanya maka berarti kamu telah menggibahnya, dan jika yang kamau sebutkan itu tidak ada padanya, maka kamu telah berbohong atasnya. (HR.Musnad Ahmad 6849/HR muslim 4690/sunan Abu Daud 4231)
Dari jabir bin Abdullah berkata: ketika kami bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam berhembus bau bangkai yang busuk, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda: apakah kalian tahu bau apa ini? ini adalah bau orang-orang yang suka meng-ghibah orang-orang mukmin.(HR.Musnad Ahmad 14257)
Dari Abu bak’rah: Rasulullah Shallaallahu ‘Alaihi wasalam melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda: ”Keduanya sedang disisksa, dan mereka disiksa bukan karena dosa besar. yang satu disiksa karena tidak menjaga kebersihan ketika kencing, dan yang lain disiksa karena berbuat ghibah. (HR.sunan ibnu Majah 343)
Dari asma’binti Yazid, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wsalam bersabda: ”Barang siapa menahan diri dari memakan daging saudaranya dalam ghibah, maka jadi kewajiban Allah untuk membebaskannya dari api neraka” (HR.Musnad Ahmad 26328)
Lantas bagaimana kita menyikapi orang2 yg berbuat kejelekan?pertanyaan itu pasti muncul kepermukaan.
Saudaraku Kita wajib
menegakan A'mar ma'rup nahi munkar,namun bukan dgn cara berbuat
ghibah. Sikapilah kejelekan-kejelekan yang telah orang lain lakukan dengan
menjadikan contoh bahwa hal yang demikian itu patut kita jauhi dan (kalau
bisa) menasihati orang demikian (yang berbuat kejelekan) bila tidak bisa berbuat
demikian alangkah baiknya kita menjadi contoh yang baik minimal buat
keluarga kita, mengarahkan istri dan anak-anak kita untuk menjauhi hal-hal yang di
larang agama juga hukum negara. karena diri kita adalah pemimpin di
masing-masing yang dipimpinnya.
Dari ibnu muamr radiallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda:
Dari ibnu muamr radiallahu 'anhuma, Rasulullah bersabda:
"Setiap kalian adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggung jawaban atas yang di pimpinnya.
Imam (kepala
negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas
rakyatnya, seorang suami dalam rumah tangganya adalah pemimpin dan akan
diminta pertanggung jawaban atas keluarganya, seorang istri adalah
pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta
pertanggung jawaban atas urusan rumah tangga tersebut. seorang pembantu
dalam urusan harta tuanya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung
jawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut, dia (ibnu umar ra)
berkata: aku menduga beliau juga bersabda: "dan seorang anak laki-laki
adalah pemimpin dalam urusan harta bapaknya"(HR.Bukhari 2546)
oleh:Wawan Mallio Hermawan
(tulisan ini boleh di share,copas) berbagi manfaat dan bagikan agar kita sama2 saling mengingatkan sesama muslim.Barokallohu fikum.
(tulisan ini boleh di share,copas) berbagi manfaat dan bagikan agar kita sama2 saling mengingatkan sesama muslim.Barokallohu fikum.
0 komentar:
Posting Komentar